Tidak Menular ke Manusia
Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, Khofifah menegaskan, LSD berpotensi menimbulkan kerugian yang besar.
Kerugian itu antara lain sapi kehilangan berat badan, tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit.
Pemberian vaksin menjadi langkah kongkret namun, stok vaksin LSD masih dalam proses pengajuan.
Prof Wiku Adisasmito dari BNPB mengatakan vaksin LSD masih terbatas. Sebab, produksi vaksin ada di Afrika Selatan dan Mesir.
Namun, saat ini Pemerintah Australia sudah membantu dan menyiapkan 400 ribu dosis vaksin untuk wilayah Sumatera dan sudah dimintakan untuk Jatim 300 ribuan dosis vaksin tetapi minggu ini baru akan dikirim 50.000. Untuk ini Pemerintah RI menyediakan secara gratis.
Apabila peternak atau kepala daerah merasa butuh percepatan ketersediaan vaksin, Prof Wiku mengusulkan untuk meminta pengadaan vaksin peternak.
Dengan kata lain, bisa mengadakan sendiri melalui koperasi atau asosiasi. Sebab, harganya Rp20 ribuan. Ongkosnya jauh lebih murah dibandingkan pakan ternak sapi (rumput) sekitar Rp30 ribu sehari.
“Jadi sekali suntik bisa memberikan perlindungan untuk satu tahun. Kita bisa belajar dari pengalaman PMK yang telat, kita harus lebih cepat memberi perlindungan dari penyakit LSD tanpa menunggu penyakitnya datang,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com