Publik Service

Giliran PKS Jombang Tolak Kenaikan Harga BBM

66
×

Giliran PKS Jombang Tolak Kenaikan Harga BBM

Sebarkan artikel ini
PKS Jombang saat memegang kertas bertuliskan "PKS menolak kenaikan harga BBM".

BERITABANGSA.COM-JOMBANG – Keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dinilai tidak akan menyejahterakan rakyat, justru sebaliknya akan membuat rakyat sengsara.

Kini, giliran Partai Keadilan Sejarah (PKS) Jombang menolak. PKS bersama kadernya membentangkan kertas bertuliskan ‘PKS Menolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi’.

Scroll untuk melihat berita

Hal itu dilakukan di halaman kantor Dewan Perwakilan Daerah PKS Jombang, Rabu (7/9/2022) siang. Bersama kader dengan berseragam warna putih, kompak berteriak ‘Jangan Bikin Rakyat Sengsara’.

Ketua DPD PKS Jombang Didik Darmadi menyampaikan, aturan dimaksud dinilai tidak sesuai harapan masyarakat. Katanya, seharusnya tidak ada kenaikan jika mengacu pada Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Seperti di Pasal 33 Ayat 1, Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,” ucapnya di hadapan awak media.

Dengan demikian, pihaknya meminta pemerintah agar memerhatikan dan mengkaji lagi lebih lanjut. Selain itu, harus hadir di hadapan masyarakat.

Pemerintah diminta mengetahui apa yang diharapkan masyarakat di bawah. Sehingga, pemerintah harus hadir membela kepentingan rakyat.

“Kami PKS harus berpihak pada rakyat. Melalui semua unsur PKS yang ada, akan bersikap tegas menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan BBM bersubsidi,” tegasnya.

Masih kata Didik, rakyat sudah berkali-kali terpukul dengan berbagai kondisi yang makin menghimpit rakyat. Seperti harga minyak goreng yang melambung tinggi tak terkendali.

“Belum selesai harga minyak goreng yang melonjak, harga telur meroket. Kini seluruh masyarakat terpukul dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi,” katanya.

Selanjutnya lulusan Unibraw ini menambahkan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan menurunkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat kecil yang kondisi ekonominya belum pulih.

“Tukang ojek, pedagang kaki lima, tukang bakso, supir angkot dan truk, buruh, pelaku UMKM, emak-emak, pelajar, petani, peternak, dan elemen masyarakat lainnya akan menjerit. Terpukul ekonominya dan sulit bangkit dari keterpurukan ekonomi,” tutur pria 40 tahun ini saat dikonfirmasi Beritabangsa.com.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *