Pendidikan

Unusa Gelar Edukasi Kesehatan, Tekan Obesitas Remaja dan Santri Ponpes

44
×

Unusa Gelar Edukasi Kesehatan, Tekan Obesitas Remaja dan Santri Ponpes

Sebarkan artikel ini
Fkes Unusa, aksi bergizi
Tampak suasana saat mahasiswa FKes Unusa memberikan edukasi terkait gizi

BERITABANGSA.COM-SURABAYA – Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al Hidayah 2 Bangkalan.

Mengusung tema aksi bergizi, hidup sehat sejak sekarang untuk remaja kekinian. Acara ini berlangsung pada tanggal 9 hingga 18 Desember 2022.

Scroll untuk melihat berita

Tujuannya karena banyak remaja yang mengalami malnutrisi lantaran memilih tidak mau atau malas makan sayur serta memilih makan-makanan cepat saji atau instan.

Prevalensi obesitas sentral di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan itu yaitu dari 18,8 persen pada 2017,

Ada 26.6 persen pada 2013 dan 31,0 persen pada 2018. Sedangkan menurut data UNICEF menyebutkan satu dari tujuh remaja di Indonesia mengalami obesitas.

Sementara, di Pondok Pesantren Al Hidayah 2 Bangkalan ditemukan 3 dari 10 santriwati mengalami kelebihan berat badan (overweight dan obesitas).

Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin.

Semua itu merupakan faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada obesitas.

Unicef menyebutkan masalah asupan, tidak hanya jumlah namun juga jenis makanan berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan prevalensi obesitas.

Obesitas memiliki dampak terhadap kualitas hidup yang tidak dapat disepelekan di mana bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit degeneratif seperti hipertensi, dislipidemia dan diabetes melitus.

Sedangkan obesitas pada anak usia sekolah akan menjadi penyebab menurunnya prestasi belajar. Konsentrasi belajar turun, mudah mengantuk dan tingkat keaktifan anak turun.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FKes Unusa, Dini Setiarsih, mengatakan kerjasama Unusa dengan Ditjen Dikti dan Ristek melalui program intensif pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU).

Kali ini diikuti 100 santriwati, dimana banyak santri yang mengalami malnutrisi seperti kelebihan berat badan.

“Dari laporan pengasuh pondok banyak remaja santriwati tidak senang makan sayur. Akibatnya banyak santri yang mengalami kelebihan berat badan,” ungkap Dini.

Selain tidak senang makan sayur, santriwati ini juga minim aktivitas fisik seperti berolahraga. “Jadi kami juga memberikan edukasi bagaimana pola hidup sehat tidak hanya dari makanan tapi dari kebiasaan berolahraga,” ujarnya.

Dalam edukasi ini, dosen serta mahasiswa mulai memperkenalkan manfaat dan khasiat daun kelor serta memberikan penjelasan cara membuat teh daun kelor.

Santriwati yang belajar membuat teh dari daun kelor kering atau bubuk tampak antusias mengikuti acara ini, dan berharap untuk selanjutnya para santri bisa lebih menyukai sayuran.

“Kami berharap dengan adanya edukasi ini santriwati lebih menyukai dan menyadari manfaat mengkonsumsi sayur khususnya daun kelor,” ungkapnya.

Selain itu, edukasi pentingnya aktivitas fisik sebagai bentuk penerapan gizi seimbang. Fkes juga menyiapkan alat kesehatan yang dapat dimanfaatkan santriwati sehingga dapat mereka gunakan di dalam lokasi pondok karena mereka terbatas untuk aktifitas di luar pondok.

“Jika konsumsi makanan diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup maka diharapkan angka gizi lebih di kalangan santriwati dapat berkurang,” ungkap dosen dari Prodi S1 Gizi ini.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *