Pendidikan

Mahasiswa KKN Budidaya Sayur dengan Teknik Vertikultur

50
×

Mahasiswa KKN Budidaya Sayur dengan Teknik Vertikultur

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.COM-SURABAYA- Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) tematik kelompok 51 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim menerapkan teknik budidaya vertikultur di Balai RT 02 RW 10 Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir.

Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertical atau bertingkat yang bisa digunakan, di dalam dan di luar ruangan.

Scroll untuk melihat berita

“Teknik vertikultur memakai model wadah untu media tanam berkonsep reboisasi, cocok untuk perkotaan dengan lahan yang terbatas. Semisal Pegirian, wilayah padat penduduk ini tidak ada lahan pertanian,” ujar Nita, mahasiswa.

Mahasiswa ingin memberi solusi cara budidaya sayur, warga di rumah dengan cara vertikultur tidak perlu membawa bibit sayuran ke ladang, sawah, atau kebun.

Dengan teknik ini masyarakat akan sangat terbantu terutama perkotaan yang memiliki lahan terbatas.

“Teknik ini akan mengubah lahan pekarangan sempit menjadi lebih hijau, estetik, ekonomis, hemat, dalam pengeluaran keluarga. Ibu rumah tangga bisa mendapat tambahan cuan belanja di sini,” pungkas Nita, penanggungjawab teknik vertikultur ini.

Mahasiswa ingin kebutuhan sayuran warga tercukupi dari teknik vertikultur ini saja, sisanya bisa dijual ke pasar.

Cara budidaya sayur dengan teknik vertikultur ini cukup menggunakan botol plastik sebagai wadah, lalu siapkan gunting, kuas, cat, solder, kayu, palu, paku, tali tampar dan (tanah, pupuk, benih tanaman).

Untuk model, bahan, dan ukuran tinggal disesuaikan keinginan.

Jenis sayuran yang ditanam dicarikan yang bernilai ekonomis tinggi, berakar pendek, dan memiliki masa panen cepat. Tanaman yang cocok adalah selada, pakcoy (sawi daging), cabai, tomat, bayam brazil dan sawi manis.

Adanya tanam sayur vertikultur ini membuat masyarakat RT02 RW10 Kelurahan Pegirian, antusias.

Banyak dari mereka tertarik dan beragam pertanyaan yang membuatnya lebih paham teknis.

Dalam tanam teknik ini memakai jaring paranet untuk menghindari tanaman dari sinar matahari langsung.

“Jika panen ibu-ibu tidak usah membeli sayur. Kreativitas warga naik. Sampah plastik dijadikan pot sayuran bergizi, ekonomis dan penuh estetika. Saya berharap semua warga semakin termotivasi untuk bercocok tanam di pekarangan rumah memakai tekni ini,” ujar Ibu Lasmi, selaku ibu RT 02/RW 10 Kelurahan Pegirian.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *