Beritabangsa.com, Surabaya – Dua ratus lebih ilmuwan dari sepuluh negara dunia melakukan pertemuan ilmiah Internasional di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) atau Surabaya Internasional Health Conference (SIHC) – yang digelar secara hybrid, selama dua hari, Sabtu – Minggu (21-22) Agustus 2021.
SIHC kali ini mengambil tema Health Technology and Community Strengthening in Pandemic Era ini dibuka langsung oleh Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng.
Kesepuluh negara yang mengirimkan ilmuwannya itu antara lain Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Cina, Saudi Arabia, Singapore, Malaysia, Pakistan, dan Timor Leste.
Ketua Panitia Achmad Syafiuddin Ph.D, mengatakan sebanyak 236 peserta mengikuti pertemuan ini, secara rinci ada 216 sebagai presenter atau pemateri dan 20 orang sebagai partisipan dari sepuluh negara.
Ada tiga topik utama yang dibahas meliputi kedokteran dan keperawatan; ilmu kesehatan masyarakat dan biomedis; dan kesehatan lingkungan.
Sementara untuk kepentingan publikasi, kata Syafiuddin, terdapat 12 Internasional Journal dengan reputasi sangat tinggi mulai dari Q1 sampai Q4 sebagai journal partners.
Melalui acara kegiatan ini Unusa hadir tidak hanya melakukan pembelajaran namun juga riset serta kolaborasi dengan keilmuan dunia.
“Meski saat ini Unusa masih dikatakan sangat muda dengan usia 8 tahun, maka kami ingin turut serta membangun bangsa ini dengan keilmuan yang dimiliki,” katanya.
Dipilihnya tiga topik tersebut, ungkap Syafiuddin, lantaran sedang menjadi pembahasan Internasional soal pandemi Covid-19.
“Pembahasan kesehatan lingkungan tetap menjadi pembahasan Internasional, sehingga Unusa turut hadir dalam pembahasan tersebut. Ketiga topik itu menjadi tantangan di tengah pandemi. Sehingga kita tidak bisa hanya mengandalkan medis semata untuk menangani pandemi,” terangnya.
Sebelumnya, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng, dalam sambutannya mengatakan ada dua agenda pertemuan Internasional yang diadakan Unusa tiap dua tahun sekali ini.
Pertama, yang terkait dengan kesehatan, medis, keperawatan dan teknologi seperti yang digelar dalam SIHC ini.
Kedua, pertemuan dua tahunan untuk bidang pendididkan dan ekonomi.
“Meski usia Unusa masih relatif muda, tapi kami ingin bisa berperan di kancah Internasional. Untuk itu kerja sama dalam hal penyelenggaraan seminar maupun berkolaborasi dalam penelitian-penelitian menjadi titik perhatian kami,” ujarnya.