Kesehatan

Trauma Healing Bagi Pelajar Korban Jembatan Ambrol di Probolinggo

43
×

Trauma Healing Bagi Pelajar Korban Jembatan Ambrol di Probolinggo

Sebarkan artikel ini
Trauma healing diberikan pada pelajar di Kabupaten Probolinggo pasca jembatan gantung yang ambrol

BERITABANGSA.COM – PROBOLINGGO – Sedikitnya 60 orang pelajar SMPN 1 Pajarakan mendapat pendampingan Psychology First Aid ( PFA) dalam bentuk trauma healing, pasca jadi korban jembatan ambruk, Senin (12/09/2022).

Trauma healing kali ini dipandu oleh tenaga konselor pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) – layanan pendampingan keluarga dari DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo.

Scroll untuk melihat berita

Pantauan di lokasi, para siswa tampak riang mengikuti kegiatan yang dimulai pada pukul 10.00 WIB itu. Mereka terlihat sudah melupakan peristiwa jembatan ambruk tersebut.

Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi mengatakan trauma healing kali ini diikuti 60 siswa.

Mereka dibagi kelas perempuan dan kelas laki-laki. Ada, 30 siswa yang jadi korban terjatuh. Sisanya adalah para siswa yang melihat peristiwa secara langsung.

“Meskipun tidak terjatuh, siswa yang melihat langsung peristiwa tersebut juga mengalami trauma. Oleh karena itu mereka pun juga mengikuti kegiatan trauma healing,” katanya.

Menurut Arif, sejak pagi dilakukan kegiatan non formal. Mulai dari dzikir, pembagian door prize dan kuis, tujuannya untuk menghibur siswa akan kembali semangat belajar. “Jadi kita belajar santai di luar kelas,” katanya.

Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Umi Setyowati mengungkapkan trauma healing ini memakai metode konseling kelompok.

Tiap satu kelompok terdiri dari kurang lebih 15 orang siswa dengan 1 orang konselor.

“Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan siswa terkait kejadian itu, memakai instrumen berupa Depresion Anxiety Stress Scale (DASS),” ungkapnya.

Umi menerangkan selain tujuan di atas, juga jadi langkah awal membantu mengatasi trauma dan mengembalikan kondisi psikologi siswa agar semangat melanjutkan kehidupan.

Salah satu pelajar, Ardyansyah Rian mengaku, masih trauma. Usai diberi trauma healing dia sudah mulai lega dan membaik.

“Kalau fisik, sakit di rusuk dan kaki. Saya terlempar ke atas dulu, baru jatuh,” katanya.

Meski diimbau tidak perlu masuk sekolah dahulu, ia tetap memaksa masuk karena tidak ingin ketinggalan pelajaran.

Sekadar diketahui, Jumat (9/9) lalu, ratusan siswa SMPN 1 Pajarakan, guru dan pendamping jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2022.

Salah satu rutenya harus melintasi jembatan gantung di Desa Kregenan.

Saat itulah, jembatan gantung di Desa Kregenan putus. Puluhan pelajar dan guru terjatuh ke sungai. Belasan orang dilarikan ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan karena mengalami luka serius.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *