Sepak Bola

Ketua Golkar Jatim: Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa!

49
×

Ketua Golkar Jatim: Tidak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa!

Sebarkan artikel ini
M Sarmuji, SE., M.Si. Sumber: Wikipedia

BERITABANGSA.COM-SURABAYA – Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmudji, menegaskan tidak ada sepak bola seharga nyawa. Dia juga meminta klub Arema FC memperhatikan santunan kepada korban tragedi Kanjuruhan.

Sedikitnya 153 orang suporter Aremania meninggal dunia kehabisan napas oksigen dalam tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (2/10/2022) malam.

Scroll untuk melihat berita

Hingga berita ini diturunkan, ada sebanyak 153 orang tewas, di antaranya 2 aparat Polri.

Ketua DPD Golkar Jatim, M Sarmuji yang juga anggota DPR RI dari daerah pemilihan Malang, Blitar dan sekitarnya ini mengirimkan dukacita mendalam atas kejadian tersebut.

“Duka ini akan dikenang sepanjang zaman. Ada ibu kehilangan anak, ada istri kehilangan suami, dan ada juga anak kehilangan bapak. Dan seterusnya.”

Wakil Ketua Komisi Vl DPR itu meminta kepada semua pihak untuk menjadikan kejadian ini sebagai penanda dan pengingat agar tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi olahraga kemanusiaan terakhir di sepak bola Indonesia.

“Olahraga semestinya jadi tempat tumbuhnya keakraban dan persaudaraan. Sepakbola adalah perekat persaudaraan,” kata Sarmuji.

Untuk itu, kata Sarmudji, pemerintah setempat harus memberikan penanganan terbaik untuk para korban, terutama yang masih dirawat. Sedikitnya 180 orang yang masih dirawat di rumah sakit yang tersebar di Malang ini.

Yang perlu ditekankan lagi bahwa kata Sarmuji, pemerintah dan klub hendaknya memberikan santunan kepada keluarga korban, khususnya yang meninggal dunia.

“Pemerintah diharapkan untuk memberikan penanganan yang baik dan santunan kepada para korban serta melakukan penyelidikan atas kasus ini,” tegasnya.

Sarmuji menegaskan saat ini sepak bola Indonesia sudah membaik, Timnas juga sudah mulai memberi prestasi positif.

“Ini harus jadi introspeksi bersama seluruh stakeholder baik di level klub, panitia, hingga PSSI. Jangan sampai kejadian ini terulang, ini yang terakhir,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, korban tewas saat ini mencapai 153 orang. Ada 180 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Malang.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *