Sepak Bola

127 Korban Tewas Ricuh Suporter di Malang, 180 Dirawat, Begini Penjelasan Kapolda Jatim

84
×

127 Korban Tewas Ricuh Suporter di Malang, 180 Dirawat, Begini Penjelasan Kapolda Jatim

Sebarkan artikel ini
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta saat Press conference di Malang. Sumber: TVonenews.com

BERITABANGSA.COM-MALANG– Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Nico Afinta, dalam siaran persnya, Sabtu (2/10/2022) malam, memastikan korban tewas dalam ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang berjumlah 127 korban.

Sementara itu yang masih dilakukan perawatan dan penyembuhan berjumlah 180 orang. Mereka masih dirawat di Rumah Sakit di sejumlah titik di Kabupaten/Kota Malang. Dari 127 korban tewas itu, yang meninggal di stadion ada 34 orang. Dan sisanya 97 meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit.

Scroll untuk melihat berita

Kata Kapolda Nico, bahwa sejak awal petugas Kepolisian bersama sejumlah pimpinan daerah telah melakukan koordinasi dan konsolidasi terkait rencana pertandingan Persebaya vs Arema FC tersebut.

“Sehingga diputuskan bahwa yang masuk Stadion untuk menyaksikan pertandingan itu hanya supporter dari Arema FC saja. Bonek dan pendukung Persebaya hanya diizinkan nonton secara daring atau nobar, ” ujarnya didampingi Ketua DPRD Jatim, Kusnadi.

Titik lokasi Nobar telah ditetapkan di sejumlah area. Sehingga praktis tidak ada pertemuan dua pihak supporter di stadion.

Kata Nico, semua proses persiapan hingga selesainya pertandingan tidak ada persoalan satu pun. Mulai dari pengamanan, kemudian saat pertandingan dan hingga selesai pertandingan semua klir.

“Tapi sayang setelah pertandingan selesai itulah ada supporter yang kecewa karena Arema FC kalah. Apalagi dipicu oleh pernyataan bahwa kenapa Arema FC kalah di kandang sendiri padahal sudah 34 tahun tidak pernah kalah,” ujar Kapolda.

Dari situlah sejumlah penonton dan pendukung yang kecewa ini turun ke lapangan. Kata Nico, kapasitas penonton yang hadir kala itu sebanyak 40.000 orang, dan yang turun ke lapangan sebanyak 3.000 an.

“Mereka kecewa dan berniat mencari official Arema FC serta pemain. Mereka berniat menanyakan kenapa bisa kalah. Dari sinilah terjadi tindakan di luar yang diperkenankan, ” ujar Nico.

Supporter yang merangsek turun ke lapangan itu mencari dan mengejar pemain berikut offficial. Kemudian mereka melawan halauan petugas dan terjadi beberapa tindakan fisik mengancam aparat.

“Saat itulah situasi berusaha dikendalikan. Karena sudah chaos dan merusak, polisi memakai gas air mata,” ujarnya.

Supporter lantas berusaha keluar Stadion melalui pintu nomor 10 dan 12. Sehingga terjadi penumpukan.

“Sebenarnya hal itu dilakukan oleh sebagian saja sebab 40.000 an supporter masih bertahan di tribun,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *