Nasional

Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Panglima TNI dan Kapolri, Perankan Wayang Pandowo

75
×

Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Panglima TNI dan Kapolri, Perankan Wayang Pandowo

Sebarkan artikel ini
Wayang Pandowo
Pagelaran wayang orang Pandowo boyong, pemeran utama Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo

BERITABANGSA.ID-JAKARTA- Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi inisiasi Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyelenggarakan wayang orang pandowo boyong di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Di acara peringatan Hari Dharma Samudera TNI AL, Mabes TNI AL berkolaborasi dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) yang didirikan oleh Jaya Suprana dan grup wayang orang Bharata menggelar pertunjukan.

Scroll untuk melihat berita

“Pemeran utamanya Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sebagai tokoh Bima Sena dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa,” ujarnya.

Pagelaran ini juga menjadi bukti soliditas dan sinergitas TNI-Polri, tidak hanya dalam menjaga kedaulatan, pertahanan, dan keamanan bangsa, melainkan juga dalam memajukan seni dan budaya bangsa.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden RI ke-11, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel dan Menkopolhukam Mahfud MD.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini mengatakan, para pemeran wayang orang itu melibatkan para pejabat utama TNI AL, TNI AD, TNI AU, serta 450 prajurit TNI AL.

Antara lain, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Brama, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai Eyang, dan Ketua Umum Dharma Pertiwi, Vero Yudo Margono sebagai Dewi Nagagini.

“Wayang orang ini menceritakan tentang lakon Pandawa Boyong di mana ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa,” jelasnya.

Selanjutnya, mereka kemudian harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dan memiliki persenjataan lebih banyak.

Namun berkat kesungguhan yang didasarkan niat baik, Pandawa dapat memenangkan perang.

Wakil Ketua Umum FKPPI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kadin ini menerangkan, pagelaran wayang orang ini juga mengandung pesan moral untuk mengajak masyarakat agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila.

Bahkan sosok dalam Pandawa Lima pun relevan dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila.

“Pagelaran wayang orang ini menjadi salah satu wujud konkret dalam merawat dan mentransformasikan ideologi Pancasila dari rumusan ideal abstrak menjadi praktik kolektif kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan,” tandasnya.

Yang jelas katanya, Pancasila sebagai sistem nilai dan ideologi negara bukan sekadar bahan untuk dihafal atau dimengerti saja. Melainkan perlu dihayati, serta dipraktikkan jadi kebiasaan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *