Pemuda

100 Tahun, PSHT Ngawi Gelar Ritual Ambil Tanah dan Air dari 4 Titik

67
×

100 Tahun, PSHT Ngawi Gelar Ritual Ambil Tanah dan Air dari 4 Titik

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.COM-NGAWI- Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ngawi memperingati 100 tahun atau 1 abad, melakukan ritual menyatukan tanah dan air dari 4 lokasi di Umbul Jambe, Rabu (1/6/2022).

Tanah dan air yang diambil itu seluruhnya dilakukan pada pukul 00.00 WIB dinihari, di 4 lokasi yakni di Ranting Karangjati, Mantingan, Sine, dan Kasreman. Barulah setelah semua terkumpul, tanah dan air disatukan di Umbul Jambe.

Scroll untuk melihat berita

Prosesi pertama di Ranting Karangjati tanahnya dari Punden Mbojo, Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati. Airnya dari sumber Sendang Lanang atau Sendang Tolak Pakuwon, Desa Rejuno Kecamatan Karangjati, Ngawi. Proses ini dipimpin Sairin, Ketua Ranting Karangjati, didampingi sesepuh desa dan anggota PSHT Ranting Karangjati.

Di ranting Mantingan pengambilan tanah dilakukan di padepokan ranting Mantingan, untuk airnya dari Sendang Blebis, Dusun Trangil, Desa/Kecamatan Mantingan, Ngawi, dipimpin Ketua Ranting Mantingan, Syamsu.

Di ranting Sine dilakukan pengambilan tanah diambil di padepokan. Airnya di Sumber Lanang Desa Girikerto Kecamatan Sine Ngawi, dipimpin Sarwo Edi, didampingi sesepuh desa dan anggota ranting Sine.

Begitu juga di Ranting Kasreman dilakukan di Sumber Tawun. Sedangkan airnya dari Sendang Tawun, Desa Tawun Kecamatan Kasreman, oleh Ketua Ranting Pudji Widodo didampingi sesepuh Tawun dan anggota ranting.

Setelah tanah dan air dari 4 lokasi terkumpul di Umbul Jambe, Ketua PSHT Cabang Ngawi, Dwi Riyanto Jatmiko mengambil tanah di alas dan airnya di Sendang Umbul Jambe.

“Saya didampingi semua Ketua Ranting, pengurus cabang dan sesepuh dan poro kadang PSHT, serta keamanan dari TNI Polri serta juru kunci Sendang Umbul Jambe. Sebelum pengambilan tanah dan air suci itu terlebih dahulu diawali prosesi adat sakral,” tukas Dwi Riyanto Jatmiko, Wakil Bupati Ngawi.

Selanjutnya, setelah proses pengambilan tanah dan air suci dari berbagai sumber, di kemudian hari tanah dan air itu akan dibawa pada prosesi pagelaran 100 tahun PSHT di padepokan Agung Pusat Madiun di bulan Suro.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google Beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *