Keagamaan

Tangkal Radikalisme, Fatayat NU Tambaksari Gelar Selawat Akbar

51
×

Tangkal Radikalisme, Fatayat NU Tambaksari Gelar Selawat Akbar

Sebarkan artikel ini
Fatayat NU Tambaksari
Suasana acara Selawat Akbar di Taman 10 November, Kecamatan Tambaksari. Foto: Mwd

BERITABANGSA.COM-SURABAYA– Fatayat NU Kecamatan Tambaksari menggelar selawat akbar bersama RKH Karror Aschal di Taman Sepuluh November, Ahad (27/11/2022) malam.

Menurut Ketua Fatayat NU Kecamatan Tambaksari, Mukarromah, acara ini untuk menangkal paham radikalisme dan pemberdayaan UMKM se-Kecamatan Tambaksari.

Scroll untuk melihat berita

Di samping itu, kegiatan juga dalam rangka memperingati 3 hari besar yang dikemas dalam satu panggung, yakni, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Santri dan Hari Pahlawan.

Dijelaskannya, setelah Fatayat NU sempat vakum begitu lama, Fatayat NU kembali harus menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu lembaga otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama.

“Kami, sebagai perempuan Nahdlatul Ulama juga ingin berpartisipasi dalam kereta kemajuan bangsa dan negara Indonesia, sehingga ke depan kami bisa berkomunikasi dengan pemerintah guna mengedukasi masyarakat dari paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah,” papar Mukarromah, kepada Beritabangsa.com.

Selain itu lanjut Mukarromah, perempuan sebagai salah tonggak kemajuan bangsa dan negara agar bisa berperan aktif dalam pembangunan, contoh kecilnya adalah membangun anak-anaknya dengan cara mendidik dan memberikan edukasi bagaimana meneladani sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW.

Tidak hanya itu, masih Mukarromah, semangat juang dan patriotisme dari para pahlawan dalam merebut kemerdekaan juga harus digemakan dalam sanubari generasi muda agar di dalam diri mereka timbul rasa cinta tanah air.

Terkait santri, menurut Mukarromah, sebutan santri tidak hanya diidentifikasikan mereka yang ada di pondok pesantren, namun siapa saja yang mengikuti jejak para ulama, terlebih takzim kepada para pendiri Nahdlatul Ulama, bisa dikatakan adalah santri.

“Kaum perempuan meskipun di tengah kesibukannya, juga jangan pasif, artinya sebisa mungkin kita melakukan sinergitas dengan pemerintah dan tokoh masyarakat serta Ulama, agar terhindar dari ajaran yang tidak jelas,” ujarnya.

Ia menyebut, perempuan sebagai Madrasatul ula, harus mampu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, sehingga semakin banyak perempuan-perempuan yang berkualitas, semakin kuat bangsa ini.

Pada akhirnya, ungkap Mukarromah, dengan banyaknya perempuan yang berkualitas, stigma negatif terkait ibu rumah tangga yang tidak bisa apa-apa dan yang hanya bertugas di dapur, sumur dan kasur, akan terkikis.

“Saya berharap dengan digelarnya acara ini, peran penting perempuan sebagai Madrasatul Ula lebih dioptimalkan sehingga kita bisa mencegah munculnya generasi yang intoleran dan Indonesia menjadi mercusuar dunia,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *