Bondowoso, Beritabangsa.com – Wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggalkan duka cita yang mendalam bagi kaum Nahdliyin. Hal yang sama juga dirasakan oleh MWC NU Wringin Bondowoso, Sebagai Basis NU di Kecamatan Wringin, dimana saat ini menggelar Doa dan tahlil 7 hari wafatnya Gus sholah, bertempat di kantor BMT NU Kecamatan Wringin, Sabtu, (08/02/2020)
Ketua MWC NU Wringin Ustadz Sucipto menyampaikan bahwa Kaum Nahdliyin begitu kehilangan sosok Gus Sholah. Bukan hanya karena beliau cucu dari pendiri NU, tetapi beliau juga merupakan tokoh kharismatik, sabar dan pekerja keras dalam menjaga toleransi dan keberagaman di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami para santri dan kaum Nahdliyin di Wringin sangat kehilangan atas Wafatnya Gus Sholah, beliau adalah Cucu Pendiri NU, yang sangat Kharismatik dan toleran dalam menjaga nilai – Nilai Kebangsaa da Nilai Ke NU an, Semoga Arwah Almarhum di kumpulkan bersama dengan kakeknya KH. Hasyim Asyari,” sampainya di sela – sela sambutannya
Selain acara Tahlil dan doa bersama, ditempat yang sama Bendahara MWC NU Wringin mengingatkan kembali akan semangat dari pendidikan penggerak kader NU (PKPNU) untuk terus bergerak kebawah, ke ranting – ranting NU dan Basis NU, PKPNU merupakan ajang untuk konsolidasi Organisasi, Kader dan untuk merapatkan barisan NU di akar rumput harus terus kita pupuk dan perkuat.
“Di acara tahlil dan doa untuk gus sholah, kita juga memanjatkan doa untuk kekuatan NU, kader NU, Para kader yang sudah di PKPNU agar tetap kokoh dalam memegang ideologi kebangsaan dan faham ke aswajaan, sehingga Keorganisasian NU benar-benar kuat sampai ke akar rumput, insyallah kita akan terus mengadakan Konsolidasi organisasi di tingkatan MWC sampai Ranting,” tutup pria yang juga sebagai kades Bukor ini. (Zair/red)