Keagamaan

7 Hari Tragedi Kanjuruhan, Sekolah Shafta Salat Gaib dan Doa Bersama

95
×

7 Hari Tragedi Kanjuruhan, Sekolah Shafta Salat Gaib dan Doa Bersama

Sebarkan artikel ini
Shafta
Ratusan siswa Sekolah Islam Shafta saat mengikuti acara maulid dan doa bersama

BERITABANGSA.COM-SURABAYA– Sekolah Islam Shafta, menggelar peringatan maulid nabi dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu (08/10/2022), di halaman depan sekolah.
Sebelumnya, seluruh siswa dan para guru mengadakan salat gaib bersama, dilanjutkan acara maulid dan doa bersama.

Ahmad Nasrudin, Ketua Yayasan Al Insanul Kamil, mengatakan rangkaian acara merayakan Hari Santri Nasional ini sekolah Islam Shafta mengadakan berbagai macam lomba, di antaranya, lomba kaligrafi, pidato bahasa Arab, hingga menghias tumpeng.

Scroll untuk melihat berita

“Ini merupakan lomba antar siswa, kebetulan juga Hari Santri Nasional ada di bulan Maulid, jadi kami sekalian adakan acara maulid dan doa bersama, bertepatan hari ke- 7 tragedi Kanjuruhan Malang,” jelasnya.

Ia berharap para korban mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah dan keluarga korban diberikan ketabahan dan kesabaran.

Gus Ahmad (sapaan akrab, red), disinggung tragedi Kanjuruhan Malang, ia mengatakan, kejadian tersebut bisa dijadikan suatu pelajaran dan diambil hikmahnya.

Saatnya para suporter duduk bareng, jangan menjadi generasi yang turun temurun bermusuhan. Bukan hanya pada Bonek dan Aremania, namun juga menjadi pembelajaran bagi semua suporter di Indonesia.

“Kami berharap adanya islah ataupun perdamaian antar suporter, semuanya harus bisa menjunjung tinggi semangat sportivitas, agar menonton sepak bola itu asik, bukan terusik,” tuturnya.

Senada dengan Viona, siswa kelas 8c, Sekolah Islam Shafta, merasa prihatin atas peristiwa Kanjuruhan Malang.

“Kami ikut berbelasungkawa atas kejadian tersebut, dan berharap sepak bola di Indonesia ke depan lebih baik lagi,” ucapnya.

Sedangkan Najwa, siswa kelas 8b, yang juga peraih juara satu lomba pidato bahasa Arab di Sekolah Islam Shafta ini mengatakan,”malam ini kita semua setelah melakukan salat isya berjamaah dilanjutkan doa bersama 7 hari kejadian Kanjuruhan, selain itu kami juga melakukan salat gaib, agar almarhum almarhumah mendapatkan tempat yang layak.”

Acara tersebut diakhiri dengan pembagian hadiah bagi para juara yang mengikuti lomba, terheboh adalah peserta lomba menghias tumpeng, pasalnya, lomba ini beregu atau perkelompok dan diikuti oleh semua kelas dan para staf.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *