Daerah

Prihatin Dolanan Tradisional Dikikis Gadget, Begini Usulan Pengamat Pendidikan

92
×

Prihatin Dolanan Tradisional Dikikis Gadget, Begini Usulan Pengamat Pendidikan

Sebarkan artikel ini
Tradisional
Anak-anak saat bermain Etek-etek yang lagi ramai diperbincangkan

BERITABANGSA.COM-LUMAJANG – Permainan tradisional mesti dilestarikan. Untuk itu mulai digalakkan di lingkungan rumah dan sekolah.

Selain bisa membuat anak-anak senang dan gembira bersama kawannya, anak-anak bisa melupakan gadget.

Scroll untuk melihat berita

Pantauan beritabangsa.com, permainan tradisional dewasa ini mulai ditinggalkan. Permainan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah didominasi game dan gadget.

Secara otomatis dampak gadget merubah pola sikap anak yang kurang mengenal lingkungan dan solidaritas teman.

Pengamat pendidikan Lumajang, Rochimawati biasa disapa Atiek, mengatakan permainan tradisional ini adalah budaya lokal yang wajib dilestarikan.

“Ini sama dengan mengajarkan kepada anak-anak kita memiliki karakter melalui seni dan budaya. Sehingga budaya lokal, tidak ditinggalkan di era digital seperti saat ini,” ujarnya.

Berangkat dari keprihatinan saat ini, ke depan, kata Atiek, pihaknya akan berkolaborasi dengan pihak terkait untuk merumuskan sebuah lokasi berkegiatan yang berisi permainan tradisional, baik dewasa dan untuk anak-anak.

“Mungkin kalau bisa dibangun sebuah kampung dolanan, ini akan menjadi sebuah pelestarian permainan tradisional di kabupaten Lumajang,” ucap Anggota Komite Sekolah SMPN 01 Lumajang ini.

Seni budaya di kampung dolanan itu, ada beberapa permainan seperti dakon, bekel, yoyo, gasing, etek-etek, ular tangga, egrang batok dan bambu serta balap karung, yang dapat dikenalkan kepada siswa-siswi sebagai sarana edukasi dan pembelajaran.

“Dari masing-masing permainan tradisional itu, ternyata mempunyai nilai filosofis yang baik dalam kehidupan anak-anak. Misalnya saja, permainan etek-etek. Pemain melatih keseimbangan, kecepatan dan kesabaran. Sebab etek-etek ini kan tidak hanya bisa dimainkan saja. Tapi juga kan bisa digunakan sebagai alat atau media pembelajaran,” tambah pengurus LSM Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LBSI) Kabupaten Lumajang ini.

Selain etek-etek, menurut Atiek, ada permainan tradisional seperti telepon dengan menggunakan kaleng, yang juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Tentang bagaimana cara kerja perambatan suara.

Atiek berharap, agar ke depan, melalui media permainan tradisional ini, siswa-siswi mampu menumbuhkan jati diri anak-anak bangsa dan jiwa nasionalisme.

Di samping itu, pihaknya juga berharap mampu membentuk karakter siswa menjadi lebih mandiri, sosial, membangun kerjasama, menjaga kejujuran dan gotong-royong.

“Kenapa hal itu harus lakukan itu? Karena kami ingin meningkatkan karakter siswa disamping peningkatan hasil belajar,” tandasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *