Beritabangsa.com, Lumajang – Gunung Semeru 3.376 dpl ini memutus jalur koneksi Malang – Lumajang, setelah jembatan merah setelah memuntahkan ribuan kubik material lahar panas.
Langit gelap. Semburan awan dan material halus Semeru menutup langit Lumajang. Waktu menunjukkan baru pukul 16.00 WIB, gelap gulita. Listrik mati. Hanya suara motor dan sorot lampu motor berkelebatan meninggalkan Dusun Kebon Seket terdekat dari Semeru.
Geladak Abang jalan Nasional yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang selatan ini jebol. Sehingga, masyarakat Kecamatan Candipuro atau masyarakat Lumajang yang hendak ke Malang lewat jalur selatan juga tidak bisa.
Mahrus, kepada Beritabangsa.com mengatakan jembatan merah atau geladak abang ini merupakan peninggalan penjajah Jepang. Dan baru kali ini jebol diterjang lahar panas Semeru.
Bahkan hal ini membuat warga Kecamatan Pronojiwo terisolir dari Kota Lumajang.
“Termasuk masyarakat Kabupaten Malang dan juga sebaliknya Mas,” terangnya.
Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang, Joko Sambang menyampaikan data sementara ada 35 orang luka-luka akibat erupsi Semeru sore tadi.
Dan semuanya sudah dievakuasi ke beberapa Rumah Sakit di Lumajang.
Saat ini pihaknya bersama TNI, POLRI, Relawan masih mengevakuasi korban di Dusun Kajar kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Petugas gabungan kesulitan melakukan evakuasi karena medan juga yang harus diterjang material vulkanik sangat parah.
Untuk proses evakuasi korban di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, penanganannya dibantu oleh petugas dari Kabupaten Malang.
“Juga ada korban yang meninggal, tapi kami masih belum tahu berapa jumlahnya. Karena masih fokus yang di sini,” tegasnya.