Daerah

Klenteng Boo Hway Bio Jombang Rutin Tumpengan Tiap Jumat Legi 

141
×

Klenteng Boo Hway Bio Jombang Rutin Tumpengan Tiap Jumat Legi 

Sebarkan artikel ini
Klenteng Boo Hway Bio
Penampakan ketika kegiatan tradisi selametan berlangsung di Klenteng Boo Hway Bio, Mojoagung, Jombang. Foto : Faiz

BERITABANGSA.ID – JOMBANG – Tradisi selamatan Jumat Legi, masih ditemui di masyarakat Jombang. Tradisi itu digelar warga Tionghoa di Klenteng Boo Hway Bio, Mojoagung, Jombang.

 

Scroll untuk melihat berita

Kamis (19/1/2023) sore, selamatan digelar di persembahyangan. Tak sekadar warga Tionghoa, sebagian umat muslim ikut acara bersama.

 

“Memang setiap Jumat Legi, kita itu selalu ada acara selametan. Sudah sejak tahun 70 mungkin, tradisi selametan ini terus dilakukan tiap Jum’at legi di Klenteng Boo Hway Bio ini,” ujar Reza Liem Kepala Yayasan Klenteng Boo Hway Bio kepada Beritabangsa.id.

 

Selamatan atau kenduri ini dilakukan jemaah Klenteng Desa Kademangan juga menyajikan sesajen seperti beberapa tumpeng, nasi besek, aneka jajanan tradisional, hingga aneka buah-buahan.

 

Begitu hendak dimulai, sejumlah dupa yang memiliki aroma wangi dibakar. Seperti biasa, mereka melakukan selamatan mirip yang dilakukan umat muslim. Hanya saja, warga Tionghoa ini menghadap ke Altar Eyang Jugho.

 

Bagi sebagian warga Tionghoa setempat, Eyang Jugho dipercayai sebagai sosok guru spiritual besar yang jenazahnya dimakamkan di Pesarean Gunung Kawi.

 

Sehingga, tradisi selametan itu dilakukan guna menghormatinya. Dan sudah tradisi, menghormati leluhur.

 

“Kalau cerita singkat keberadaan Altar Eyang Jugho di Klenteng ini mungkin dulunya, ada warga Mojoagung yang mau pergi ke Gunung Kawi untuk selametan. Kan warga di sini sebagian ada yang kepercayaan Jawa juga,” katanya.

 

Namun, seseorang yang hendak ke pesarean di Gunung Kawi tak kunjung tiba karena terkendala kendaraan. Lalu, muncul inisiatif warga Tionghoa membuat Altar Eyang Jugho di Klenteng Boo Hway Bio ini.

 

“Jadi kita di sini membaur lah ya, jadi kepercayaan Jawa dan China, kita lestarikan kedua tradisi itu. Karena di kita hidup di tanah Jawa, jadi masih memegang tradisi itu,” jelas pria 30 tahun ini.

 

Begitu usai acara a, mereka juga menggelar makan bersama. Di meja tersaji nasi tumpeng aneka lauk dan warna warni jajanan tradisional.

 

Kegiatan rutin tiap Jumat Legi ini akan dilestarikan agar menjaga harmoni kehidupan, kesehatan, kelancaran, dan dijauhkan dari bala dan musibah.

 

“Harapannya semoga kita diberikan kesuksesan, kesehatan selalu, kelancaran. Semoga dijauhkan dari bencana alam, musibah segala macam. Semoga pemulihan ekonomi akibat pandemi ini segera tuntas,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *