Opini

Meletusnya Tragedi Kapal 7 Provinsi (Zeven Provincien)

377
×

Meletusnya Tragedi Kapal 7 Provinsi (Zeven Provincien)

Sebarkan artikel ini
Zeven Provincien
Ilustrasi Kapal

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar peristiwa De Zeven Provincien? atau mungkin kapan terjadinya? Cukup asing bukan di telinga kalian? De Zeven Provincien merupakan kapal Belanda yang pada awalnya dipersenjatai dengan 80 senjata. De Zeven Provincien yaitu kapal “tujuh Provinsi”, nama yang mengarah pada fakta bahwa Republik Belanda pada abad ke-17 merupakan negara konfederasi dari tujuh provinsi otonom.

Sejarah peristiwa kapal tujuh provinsi terjadi pada tanggal 5 Februari 1933. Kala itu, terjadi peperangan di atas kapal angkatan laut Hindia Belanda dini hari di pantai lepas Sumatra ketika Indonesia masih diduduki kolonial Belanda.

Dikutip dari berbagai sumber, latar belakang peristiwa Kapal Tujuh Provinsi bermula pada tanggal 1 Januari 1933, Gubernur Jendral Hindia Belanda Bonifacius Comelis De Jonge, mengumumkan kebijakan pemotongan gaji bagi pegawai kolonial Hindia Belanda sebanyak 17%.

Dilakukannya penurunan gaji bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran belanja pemerintah yang mengalami depresi ekonomi, yang sedang melanda dunia pada saat itu. Sedangkan saat ini gaji pelaut di tanah air dibedakan berdasarkan posisinya. Semakin tinggi posisi pelaut otomatis semakin besar pula gaji yang didapatkan setiap bulannya.

Contohnya saja, gaji nahkoda di tanah air hanya sekitar 3.5 juta perbulannya. Pada kenyataannya gaji para pelaut di Indonesia di tahun 2020 hingga sekarang disamakan dengan UMR dari masing-masing daerah. Tidak jarang para pelaut di Indonesia memutuskan berlayar di kapal asing untuk mendapatkan gaji yang lebih besar.

Keputusan tentang penurunan gaji tersebut ditantang oleh para pelaut Indonesia di Surabaya pada 30 Januari 1933 hingga menimbulkan unjuk rasa besar-besaran dan pada masa itu, Surabaya menjadi pangkalan utama Angkatan Laut Belanda, di mana kapal Tujuh Provinsi berada.

Awal mula terjadinya De Zeven Provincien berawal pada tanggal tanggal 1 Januari 1933 ini semakin membengkak karena pada 4 Januari 1933, Belanda melakukan kesalahan berupa membuat pesta untuk mengambil hati para pemberontak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

demokrasi
Opini

Oleh: Hadi Prasetya (*) Ketika kualitas proses demokrasi…