Catatan

Mudzakarah Haji 2022 dan Peneguhan Komitmen Kebangsaan

310
×

Mudzakarah Haji 2022 dan Peneguhan Komitmen Kebangsaan

Sebarkan artikel ini
Mudzakarah

Di saat kuatnya arus ideologi yang menghadapkan antara komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan, moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku keagamaan yang meletakkan cinta tanah air sebagai bagian dari panggilan iman.

Di tengah berbagai tuduhan bahwa moderasi beragama adalah upaya untuk pendangkalan akidah, jauh sebelum istilah ini diperkenalkan Kemenag RI, para kiai dan ulama telah membangun fondasi teologis tentang pentingnya sikap moderat (tawassuth) dalam beragama.

Scroll untuk melihat berita

Dalam sejarahnya, pesantren telah membuktikan dirinya menjadi basis perlawanan terhadap penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Kepahlawanan KH As’ad Syamsul Arifin adalah salah satu dari sekian banyak teladan nasionalisme dari para kiai pesantren.

Karena itu, tidak mengherankan jika dalam Keputusan Munas Alim Ulama NU 1983 di Situbondo yang kemudian dikukuhkan dalam Muktamar NU ke-27 dinyatakan bahwa penerimaan dan pengamalan Pancasila adalah perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia dalam mengamalkan syariat agamanya.

Oleh karena itu, umat Islam wajib mengamankan dan mengamalkan Pancasila.

Muhammadiyah, ormas keislaman modernis terbesar di Indonesia juga memiliki pandangan yang sama. Dalam Muktamarnya yang ke-47 di Makassar, 2015, Muhammadiyah memutuskan bahwa Indonesia dengan Pancasilanya adalah darul ahdi wa al-syahadab atau negara kesepakatan dan persaksian. Pancasila merupakan kesepakatan dalam hidup berbangsa dan bernegara di mana komitmen kepadanya adalah bagian dari komitmen terhadap agama.

Sekalipun mudzakarah haji tahun ini membicarakan tentang berbagai hal, namun semangat yang dibangun adalah keberagamaan yang moderat. Keberagamaan yang moderat berarti keberagamaan yang dijalankan seiring dengan kecintaan terhadap negeri ini.

Di sinilah arti penting keteladanan Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo dalam membangun sikap beragama yang moderat. Yaitu, cara beragama yang memiliki komitmen terhadap negara dan bangsa ini.

Oleh : Ahmad Zainul Hamdi (*)

(*) Penulis : Warek III Uinsa Surabaya; Tim Pembimbing Ibadah Haji 2022; Peserta Mudzakarah Perhajian Indonesia 2022.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi beritabangsa.com.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *