Terkini

Jusuf Kalla Ajak Mahasiswa Unusa Lakukan Gerakan 45, Ini Penjelasannya

57
×

Jusuf Kalla Ajak Mahasiswa Unusa Lakukan Gerakan 45, Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Jusuf Kalla
Profesor Muhammad Nuh dan Dr. Drs. Jusuf kalla saat acara di UNUSA

BERITABANGSA.COM-SURABAYA– Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2019), Muhammad Jusuf Kalla mengajak 800 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan gerakan 45.

Dengan gerakan 45 mereka akan menjadi generasi rahmatan lil alamin. Berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan umat manusia.

Jusuf Kalla, menyampaikan hal tersebut saat menjadi stadium generale di Auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari, di Kota Surabaya, Sabtu (12/11/2022).

Gerakan 45 merupakan bentuk dari rukun Islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji).

Gerakan ini akan menjadikan mahasiswa menjadi generasi pembelajar dan penggerak yang sejati. Karena berzakat dapat melatih mahasiswa untuk ikhlas.

Menurutnya, Jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan, zakat bermanfaat untuk melatih diri menjadi pribadi yang ikhlas dan tulus melakukan kebajikan bagi orang lain. Inilah hikmah zakat yang akan membawa banyak manfaat bagi sesama.

“Zakat juga bermanfaat mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Rezeki dilancarkan, kualitas hidup meningkat, hati terasa tenang, dan kehidupan juga terasa lebih tenteram karena kebaikan yang telah dilakukan,” terangnya.

Pria kelahiran 15 Mei 1942 di Watampone, Sulawesi Selatan ini menambahkan, zakat adalah bagian utama dari rangkaian solidaritas sosial yang berpijak kepada penyediaan kebutuhan dasar kehidupan.

Kebutuhan dasar kehidupan itu berupa makanan, sandang, dan papan (tempat tinggal), terbayarnya hutang-hutang, memulangkan orang-orang yang tidak bisa pulang ke negara mereka, membebaskan hamba sahaya dan bentuk-bentuk solidaritas lain seuai ajaran Islam.

“Zakat juga memiliki pengaruh positif yang sangat signifikan dalam mendorong gerak roda perekonomian Islam dan pengembangannya. Karena pertumbuhan harta individu pembayar zakat memberi kekuatan dan kemajuan bagi ekonomi masyarakat,” tandasnya.

Selain rukun Islam ke-4, Jusuf Kalla juga mengajak mahasiswa untuk merencanakan dan meniatkan untuk berhaji.

Ibadah haji memilki dampak-dampak positif dan kemanfaatan yang banyak baik bagi individu yang melaksanakan ibadah haji maupun masyarakat pada umumnya.

Bagi yang melaksanakan ibadah haji, akan terpancar kebaikan dan kesalehan pribadinya.

Pria yang mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar (1967) ini menjelaskan, Ibadah haji juga melatih seorang muslim mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan universal.

Seseorang yang melaksanakan rukun Islam ke-5 akan melepaskan diri dari egonya.

Sehingga dia akan mendapati dirinya larut dalam sebuah kumpulan akbar manusia, yang bersatu, tak tercerai-berai, dan bersama-sama memenuhi satu panggilan untuk berputar mengelilingi satu pusat.

Kemudian kumpulan haji yang disatukan dan menyatukan ini bergerak untuk melempar setan.

Masih tutur Jusuf Kalla, Ibadah haji merupakan bentuk utama menjadi sosok penggerak kehidupan.

Dalam ibadah haji, semua orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya.

Sebagai gantinya, semua memakai pakaian sederhana yang lebih mirip dengan kain kafan. Ketika melakukan thawaf dan wukuf di Arafah, tidak terlihat kefakiran dan kekayaan seseorang.

“Melalui gerakan 45, Insya Allah mahasiswa Unusa akan bisa menjadi generasi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan umat manusia,” ungkapnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *