Berita Utama

Di Riyadh, Gubernur Khofifah Kenalkan Turots Ulama Nusantara bagi Peradaban Hijaz

134
×

Di Riyadh, Gubernur Khofifah Kenalkan Turots Ulama Nusantara bagi Peradaban Hijaz

Sebarkan artikel ini
Ulama Nusantara
Gubernur Jawa Timur fofto bersama saat di Riyadh

Kontribusi Ulama Indonesia untuk Arab Saudi, Hijazulama nusantara

Ulama Indonesia memiliki kontribusi besar untuk peradaban dan keislaman di Arab Saudi khususnya Hijaz. Sebagaimana disampaikan tokoh Nahdhatul Turots Ahmad Kholily Kholil dari Pesantren Canga’an Bangil Pasuruan, agama Islam telah berkembang di Indonesia sejak abad VII Masehi atau abad I Hijriyah.

“Islam pertama berkembang ke nusantara di abad ke 1 Hijriyah melalui perantara arab lewat perdagangan dimana pedagang dari Arab yang bersifat dan dan berakhlak baik, yang kemudian terbentuk komunitas Islam di kawasan Sumatera dan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai,” kata Kholil.

Scroll untuk melihat berita

Perkembangan Islam yang begitu pesat terdengar oleh para ulama Arab Saudi dan disambut sangat baik. Bahkan ulama Arab dikirim ke Indonesia untuk memasifkan perkembangan Islam di nusantara.

“Saat Islam sudah berkembang pesat di Indonesia, ulama nusantara membangun perhimpunan ulama supaya Islam di nusantara sampai ke seantero dunia. Di Aceh ada Syek Aldul Rouf Al Sinkili, Syeikh Yusuf dari Makasar, Syeikh Arsyad dari Banjar, Syeikh Abdussomad dari Palembang juga Syeikh Al Nawawi dari Banten atau Syeikh Nawawi Al Bantani. Juga ada dari Bogor dan Minangkabau,” tegasnya.

Tidak hanya ulama di Indonesia yang memiliki semangat menyebarkan Islam. Namun ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi pun memiliki semangat untuk menjaga Islam yang toleran dan moderat.

“Maka ulama nusantara di Arab Saudi di tahun 1303 hijriyah atau 1930 masehi mendirikan madrasah Darul Ulum atau madrasah sholatiyah,” tandasnya.

Dengan inisiasi itu, maka ulama Indonesia yang ada di Arab Saudi kian terpandang. Bahkan ulama Indonesia khususnya dari Jawa memiliki andil besar di segala bidang di Arab.

“Di antara mereka ada yang menjadi Ketua MUI, Imam salat, dan tidak terhitung jadi pengahar di Masjidil Haram. Ada yang membangun yayasan khusus perempuan, jadi muthowif dan penulis. Dari situlah peran ulama Indonesia semakin pesat untuk peradaban di Hijaz Arab Saudi,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *